Translate

Saturday, April 15, 2017

7 Fenomena Tubuh Manusia (Bagian 2)



Melanjutkan postingan sebelumnya yang belum rampung, berikut my7top merampungkannya dalam 7 Fenomena Tubuh Manusia (Bag. 2). Cekidot, gan.

4.  Deja Vu
Content Source :  14dejavu.wordpress.com
“Suatu hari kalian pergi ke sebuah tempat untuk pertama kalinya, namun kalian merasa familiar dengan tempat tersebut-seperti pernah berkunjung sebelumnya. Dilain hari kalian mengalami sebuah kejadian/peristiwa, anehnya kalian juga merasa pernah mengalami kejadian tersebut, walaupun tidak tahu pasti kapan waktunya. Kalian merasa waktu, tempat dan suasananya pernah kalian alami. Kalian berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada diri kalian”.

Saya juga pernah mengalami hal tersebut-sekitar dua atau tiga kali mungkin. Saya juga sempat berpikir ada yang aneh dengan diri saya, namun saya hiraukan perasaan tersebut. Suatu ketika saat saya sedang surfing di internet saya menemukan sebuah artikel tentang Deja Vu yang pengertiannya sangat persis dengan kejadian aneh yang pernah saya alami tersebut.

Ya, itulah Deja Vu. Deja Vu (telah melihat) merupakan bahasa Perancis yang mempunyai beberapa turunan kata darinya, yaitu Deja Vecu (telah mengalami), Deja Senti (telah memikirkan), dan Deja Visite (telah mengunjungi). Hal-hal tersebutlah yang sering terjadi pada seseorang yang mengalami Deja Vu.

Istilah Deja Vu sendiri pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Emile Boirac pada tahun 1876. Beliau juga yang pertama kali meneliti tentang fenomena aneh yang satu ini.

Deja Vu juga memiliki lawan kata, yaitu Jamais Vu (tidak pernah melihat). Dalam hal ini Jamais Vu memiliki pengertian, yaitu sementara waktu tidak mengingat sebuah peristiwa dan atau tidak mengenal seseorang yang sebelumnya sudah dialami dan dikenal. Kalian pasti juga pernah mengalami kejadian seperti ini ‘kan?

Sebelum kita lebih jauh membahas tentang Deja Vu, baiknya kita mengetahui istilah Recognition Memory terlebih dulu. Recognition Memory sendiri (memori pengenal) memiliki pengertian sebagai berikut :
“sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya”.

Otak kita berfluktuasi pada dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection dan Familiarity. Dalam Recollection (pengumpulan kembali) otak kita dapat dengan seketika mengingat tentang sebuah kejadian dengan kejadian sebelumnya. Misalnya, ketika kalian melihat seorang perempuan di mall yang ramai di hari Minggu, seketika itu pun kalian ingat bahwa kalian sudah pernah melihat perempuan itu tiga hari yang lalu di kantor tempat kalian bekerja.

Namun berbeda kejadiannya dalam Familiarity. Ketika kalian melihat perempuan tersebut di mall, kalian tidak tahu kapan pastinya kalian melihat sebelumnya. Familiarity inilah yang sering menjadi dasar adanya Deja Vu. Menurut penelitian, sekitar 60%-70% orang di dunia pernah mengalami peristiwa sejenis setidaknya satu kali yang bisa berupa pandangan, suara, perasaan atau pun bau.

Untuk menjelaskan fenomena aneh ini, telah banyak ilmuwan dan peneliti yang mengajukan teorinya, walaupun belum sepenuhnya dapat menjawab setiap misteri yang ada. Bahkan Emile Boirac pun yang notebenya orang yang pertama kali meneliti Deja Vu tidak perah secara tuntas menyelesaikan hal ini.

Sudah banyak peneliti yang berusaha mencari tahu jawabannya. Setidakya ada sekitar empat puluh teori berbeda yang diajukan untuk menjelaskan kejadian ini, dari gangguan syaraf sampai dengan peristiwa paranormal. Dari empat puluh teori yang ada, tentunya saya tidak bisa menulis semuanya. Saya hanya akan memberikan beberapa teori diantaranya saja.

Dari Sigmund Freud seorang psikolog legendaris yang pernah dimiliki dunia, juga sering dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis pernah mengibaratkan otak kita seperti gunung es yang ada di laut. Gunung es tersebut dibagi menjadi dua bagian-atas dan bawah-yang dipisahkan oleh permukaan air laut yang diasosiasikan sebagai batas kesadaran otak kita. Bongkahan es yang ada di atas permukaan air sebagai pikiran sadar dan yang  di bawah permukaan air sebagai pikiran bawah sadar kita.

 Content Source : cakepane.blogspot.co.id
Dari gambar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar informasi yang pernah kita peroleh sebelumnya sebenarnya tersimpan di alam pikiran bawah sadar (bongkahan di bawah permukaan air), hanya sedikit yang muncul sebagai pikiran sadar kita (bongkahan di atas permukaan air). Dengan kata lain hanya sebagian kecil informasi yang kita ingat. Inilah yang menjadi prinsip dan dasar utama dari Deja Vu.

Berikut beberapa teori untuk menjelaskan terjadinya Deja Vu.
·        Gangguan Akses Memori
Teori ini menjelaskan bahwa secara spontan kita mengingat ingatan bawah sadar kita. Ingatan tersebut tidak sepenuhnya muncul ke permukaan, namun hanya bocor kecil saja, sehingga kita hanya mengingat sebagian kecil ingatan tersebut. Teori ini juga digunakan sebagai landasan teori berikutnya.

Sebelum kita berlanjut ke teori berikutnya, ada satu istilah lagi yang perlu kalin ketahui, yaitu subliminal. Subliminal berasal dari dua kata dari bahasa Latin yaitu ‘sub’ yang artinya bawah dan ‘limin/limen’ yang artinya ambang batas. Secara artian psikologi subliminal memiliki makna beroperasi di bawah sadar.

·        Perhatian yang Terpecah (Teori Ponsel)
Teori kedua ini berasal dari penelitian dr. Alan Brown bersama partner-nya, Elizabeth Marsh, yang menggunakan metode dengan cara memberikan sugesti subliminal pada subjek penelitiannya. Dari penelitian tersebut mereka mengambil kesimpulan bahwa :
“Ketika perhatian terpecah, secara subliminal otak akan menyimpan setiap informasi yang ada di sekitar dalam keadaan kita tidak menyadarinya. Ketika kita mulai fokus, informasi yang telah tersimpan secara subliminal tadi akan ‘terpanggil’ keluar dan seketika itu pun kita akan merasa familiar terhadap sebuah hal. Layaknya bongkahan es dari bawah muncul ke permukaan”.

Misalnya, ketika kita sedang mengobrol dengan teman, kita tidak akan fokus pada kondisi dan keadaan rumahnya, namun ketika kita sudah mulai fokus, kita akan merasa familiar dengan rumah tersebut. Oleh karena itu, dalam teori ini tidak ada hubungannnya dengan kejadian masa lalu. Singkatnya kita tidak memerhatikan keadaan dan kondisi sekitar sebelumnya.

·        Memori dari Sumber Lain
Pada dasarnya teori ketiga ini sama dengan teori yang kedua, namun teori ini setuju dengan adanya hubungan dengan masa lalu. Dalam teori ini, otak kita telah menyimpan banyak memori dari setiap hal yang pernah kita alami sebelumnya, seperti membaca buku, menonton film, mendengarkan radio, dsb. Setiap memori dan ingatan tersebut disimpan di pikiran bawah sadar.

Misalnya, suatu ketika kalian pergi ke sebuah tempat untuk pertama kalinya dan merasa familiar dengan tempat tersebut. Sebenarnya kalian pernah melihat tempat tersebut di sebuah film sebelumnya, namun kalian tidak ingat dengan film tersebut.

·        Teori Pemrosesan Data (Visi yang Tertunda)
Teori pemrosesan data dikemukakan oleh Robert Efron pada tahun 1963. Beliau melakukan penelitian di RS Veteran Boston. Teori ini berhubungan dengan cara otak kita menyimpan sebuah memori ingatan jangka panjang dan juga jangka pendek.

Beliau menyatakan bahwa setiap informasi yang kita peroleh akan masuk ke dalam pusat pemrosesan data di otak. Respon syaraf yang terlambat dikarenakan informasi yang kita terima melewati lebih dari satu jalur merupakan penyebab terjadinya Deja Vu.
(Baca selengkapnya di sini)

5.  Telekinesis
 Content Source : www.pinterest.com
Selanjutnya ada salah satu fenomena yang cukup kontroversial di dunia, yaitu telekinesis. Telekinesis masih dianggap menyimpan banyak misteri yang belum bisa dipecahkan oleh sains dan ilmu pengetahuan. Tidak seperti halnya telepati yang lebih diterima oleh sains, telekinesis masih sedikit janggal untuk diungkap. Walaupun seperti itu, telekinesis cukup diterima oleh kalangan ilmuwan dan peneliti.

Sebelum kita lebih jauh lagi membahas telekinesis, ada baiknya kita mengetahui istilah yang satu ini-Psychokinesis. Pada dasarnya psychokinesis memiliki makna yang sama dengan telekinesis. Istilah telekinesis ini pertama kali disebutkan oleh peneliti paranormal asal Rusia bernama Alexander N. Aksakof pada tahun 1890, sedangkan psychokinesis diperkenalkan pertama kali oleh penulis berkebangsaan Amerika bernama Henry Holt (1914)  yang diadopsi oleh sahabatnya yang seorang paranormal Amerika bernama J. B. Rhine (1934) untuk merujuk pada kemampuan seseorang mengubah hasil lemparan dadu.

Istilah telekinesis/psychokinesis juga memiliki arti sebagai sebuah kemampuan untuk mengangkat, menggetarkan, membengkokkan, mematahkan dan menggerakkan benda dari jarak jauh, termasuk juga kemampuan untuk mengangkat diri sendiri agar melayang di udara-levitation.

Jadi, apa yang membedakan antara telekinesis dan psychokinesis? Yang membedakan kedua istilah tersebut adalah psychokinesis lebih lazim digunakan oleh kalangan peneliti dan komunitas parapsikologi, sedangkan telekinesis lebih sering digunakan dalam karya buku, film atau pun dalam budaya populer.

Konsep dasar mengenai psychokinesis ialah bahwa argumen kalau semua benda memiliki energi. Ini membuat kita dapat menggerakkan benda tersebut dengan cara menghubungkan energi mental yang kita miliki dengan energi yang dimiliki oleh benda tersebut. Walaupun terdengar sederhana, kemampuan ini membutuhkan latihan konsentrasi yang rumit. Kemampuan menggerakkan benda ini bisa berupa menggerakkan hal-hal kecil seperti atom (Mikro PK), sampai dengan menggerakkan benda besar seperti sendok (Makro PK).

Kemampuan membengkokkan sendok mungkin sudah sering digunakan sebagai salah satu pertunjukkan sulap saat ini. Properti yang digunakan dalam pertunjukkan tersebut merupakan properti yang disediakan oleh pesulap itu sendiri. Tetapi bagaimana jika properti yang digunakan dalam pertunjukkan itu adalah properti yang disediakan oleh orang lain?

Para skeptik menggunakan pertanyaan di atas sebagai cara untuk membuktikan apakah kemampuan tersebut benar-benar nyata atau hanya trik belaka. Para skeptik ini pun ingin membuktikannya kepada seorang perempuan bernama Nina Kulagina yang mengklaim dirinya memiliki kemampuan psychokinesis ini. Namun karena ia lebih sering berada di Sovyet, maka dialihkan kepada seorang laki-laki bernama Uri Geller yang juga mengklaim dirinya memiliki kemampuan psychokinesis yang didapatkannya dari makhluk ekstraterestrial dan kejadian supranatural. Dengan alasannya itu, para skeptik semakin terdorong untuk mengungkap apa yang ada dibaliknya.

Para skeptik ini pun berusaha mencari jawaban dari pertanyaan, apakah Uri Geller ini benar-benar memiliki kemampuan psychokinesis atau hanya merupakan salah satu trik sulap belaka?

Oleh karena itu, seorang skeptik bernama James Randy ingin membuktikannya (1973). Dalam acara yang bernama Tonight Show yang dipandu oleh Johny Carson, Carson meminta pada Randy untuk membongkar rakayasa Geller dengan cara menyediakan properti yang bukan dari pihak Geller sendiri.

Acara ini pun dimulai, dengan beberapa gelas yang disusun rapi di atas meja, salah satu diantaranya berisi air, tugas Geller adalah menebak gelas mana yang berisi air, tetapi Geller salah menebaknya. Pertunjukkan ini juga sering disebut dengan Hand Dowsing. Inilah awal kejatuhan dari Uri Geller.

Pada tahun 1996, dalam acara Noel’s House Party, Geller diminta untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya, yaitu membengkokkan sendok menggunakan pikiran. Namun, tanpa diketahui oleh Geller ada kamera tersembunyi yang merekam ia sedang membengkokkan sendok tersebut menggunakan dua tangan sambil berdiri.

Berdasarkan dua kejadian di atas, ada seorang pengusaha bernama Gerald Fleming yang menyediakan hadiah berupa uang tunai senilai 250.000 poundsterling kepada Uri Geller untuk menunjukkan kemampuannya lagi dalam hal membengkokkan sendok dengan keadaan yang telah diatur sebelumnya. Namun, hingga saat ini Geller belum pernah mengklaim tantangan dari Fleming ini.

Bahkan James Randy lebih berani lagi dengan menawarkan hadiah uang tunai sebesar 1 juta US dollar bagi siapa saja yang mampu menunjukkan kemampuan psychokinesis atau kemampuan supranatural lainnya dengan keadaan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Tantangan ini pun belum dilakukan oleh siapa pun sampai sekarang.

Ketiadaan bukti psychokinesis ini pun pernah diteliti oleh United States National Academy of Sciences atas perintah Institut penelitian militer Amerika pada tahun 1986. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada bukti ilmiah adanya kemampuan psychokinesis sebagai salah satu kemampuan tersembunyi yang dimiliki oleh manusia.

Lalu timbul pertanyaan, bisakah kita membuktikan psychokinesis secara ilmiah? Dapatkah juga kita membuktikan bahwa psychokinesis adalah kemampuan alami yang dimiliki oleh manusia? Jika jawaban atas kedua pertanyaa tersebut adalah YA, bisakah kita melakukannya jika keadaan telah diatur sebelumnya?

Jika psychokinesis adalah kemampuan supranatural yang berasal dari roh, wajar saja jika tidak ada yang bisa membuktikannya secara ilmiah, bukan?

Berkenaan dengan hadiah senilai 1 juta US dollar yang ditawarkan oleh James Randy Foundation di atas, sampai sekarang tawaran tersebut masih berlaku bagi siapa saja yang bisa menunjukkan kemampuan psychokinesis sejati atau pun kemampuan supranatural lainnya. Jika kalian bisa membuktikan hal tersebut, kalian bisa menunjukkan kemampuan yang kalian miliki langsung kepada pihak James Randy Foundation. Mungkin saja kalian bisa meraih hadiah 1 juta US dollar tersebut dan menjadi miliarder baru.
(Baca selengkapnya di sini)

            Baca artikel selanjutnya dalam 7 Fenomena Tubuh Manusia (Bagian 3), ya guys :) :) :)

Content Source : enigmablogger.com

No comments: