Translate

Saturday, April 29, 2017

7 Cabai Terpedas di Dunia

Image Source: belajartani.com
            Cabai adalah bahan pangan yang sering kita jumpai dalam masakan Indonesia, terlebih lagi jika masakan itu berasal dari Pulau Sumatera, hampir dipastikan cabai tidak akan pernah absen. Dengan rasa pedasnya yang khas dan membuat ketagihan, para pecintanya akan merasa kurang puas dalam bersantap jika dalam makanannya tidak ada bahan yang satu ini. Walaupun rasanya yang membakar lidah dan terkadang membuat sakit perut, cabai tetap tidak akan bisa tergantikan dengan bahan makanan lain.
            Mungkin kalian sering makan makanan pedas, entah itu di restoran, rumah makan Padang atau bahkan di warteg sekalipun. Di situ kalian bisa merasakan berbagai macam masakan dengan cita rasa pedas yang luar biasa, apalagi jika cabai yang digunakan adalah cabai rawit-cabai kecil yang pedasnya cetar. Jika kalian pikir bahwa rasa pedas dari cabai rawit adalah yang paling pedas, kalian salah, karena faktanya di dunia ini masih banyak jenis cabai lain yang pedasnya puluhan bahkan ratusan kali lipat dibandingkan cabai rawit. Kalian ingin mengetahui jenis cabai apa saja itu? Simaklah artikel di bawah ini.
Image Source: ekbis.sindonews.com
            Sebelum ke artikel inti, izinkan saya untuk menyinggung sedikit apa itu “pedas”? Sebenarnya pedas bukanlah rasa yang biasa dirasakan lidah layaknya rasa manis, asin, asam atau pun pahit. Pedas sendiri adalah sensasi yang muncul dari zat kimia bernama capsaicin, zat yang ada pada tumbuhan inilah penyebab dari rasa pedas yang kita rasakan.
Rasa manis, asin, asam dan pahit yang dirasakan lidah diterima oleh reseptor tersendiri yang berfungsi untuk merasakan dan selanjutnya mengirimkan sinyalnya ke otak untuk diterjemahkan ke dalam rasa-rasa itu, sedangkan capsaicin diterima oleh papila lidah oleh reseptor sensorik khusus panas tinggi. Reseptor sensorik tersebut akan menyampaikan sinyal ke otak layaknya sinyal kulit terkena panas, sehingga otak akan mengirim respon balik seperti sensasi terkena panas ketika kita merasakan rasa pedas. Inilah yang menyebabkan sensasi pedas muncul.
            Rasa pedas sendiri memiliki ukuran yang diakui secara internasional dengan satuan tingkat kepedasan cabai yang sering disebut dengan Scoville Heat Units/SHU. Namanya diambli dari seorang pengembang dan peneliti yang bernama Wilbur Scoville (2012). Berikut inilah daftar 7 Cabai Terpedas di Dunia versi My7top.
1.      Carolina Reaper (1.569.300 s/d 2.200.000 SHU)
Carolina Reaper adalah nama dari cabai terpedas di dunia saat ini. Dengan tingkat kepedasan mencapai 2.200.000 SHU, cabai jenis ini tingkat kepedasannya 100x lipat lebih pedas dibandingkan dengan cabai Jalapeno. Cabai ini adalah hasil persilangan antara cabai jenis Bhut Jolokia dan Habanero Merah. Walaupun demikian, cabai ini terpisah dari spesies Chinense capsicum. Carolina Reaper ini dibudidayakan pertama kali di daerah Rock Hill, California Selatan.
Cabai ini memegang rekor sebagai cabai terpedas di dunia sejak tanggal 7 Agustus 2015 oleh Guinness World Record karena tingkat kepedasannya melebihi dari cabai Trinidad Moruga Scorpion-cabai terpedas di dunia sebelumnya.

2.      Trinidad Moruga Scorpion (1.200.000 s/d 2.009.231 SHU)
Image Source: www.bukalapak.com
Di peringkat kedua sebagai cabai terpedas di dunia ialah Trinidad Moruga Scorpion. Dengan tingkat kepedasannya yang bisa mencapai 2.009.231 SHU, cabai ini pernah memegang rekor sebagai cabai terpedas di dunia versi Guinness World Record sebelum dikalahkan oleh Carolina Reaper.
Cabai jenis ini adalah cabai yang berasal dari Moruga, Trinidad & Tobago. Cabai yang memiliki kombinasi antara rasa pedas dan manis ini bentuknya agak bulat dan berwarna merah terang jika sudah masak. Yang unik dari cabai asal Moruga ini adalah rasa pedasnya yang tidak langsung terasa, namun rasa pedas yang dirasakan akan terus meningkat begitu pun dengan sensasi panasnya. Cabai jenis ini dapat tumbuh dengan baik di sebagian besar belahan dunia.

3.      Bhut Jolokia/Cabai Setan (1.001.304 SHU)
Image Source: pusatbiji.blogspot.co.id
Yang ketiga ini ialah cabai yang berasal dari daerah timur laut India, seperti Assam, Nagaland dan Manipur serta juga di negara Bangladesh. Dengan nama Bhut Jolokia yang diambil dari bahasa Assam dan Bengali yang artinya cabai setan, cabai jenis ini memiliki tingkat kepedasan mencapai 1.001.304 SHU. Cabai ini juga memiliki nama lain yang cukup unik, yaitu naga marica yang berarti cabai naga.
Cabai ini pernah menjadi cabai terpedas di dunia pada tahun 2006 sebelum dikalahkan oleh Trinidad Moruga Scorpion dan Carolina Reaper. Bentuknya juga cukup unik yaitu gemuk, kecil dan keriput. Walaupun begitu, penduduk Assam memercayai bahwa cabai ini memiliki khasiat untuk membantu menyembuhkan rematik, kanker, osteoporosis, menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Dalam pengobatan tradisional pun Bhut Jolokia sering digunakan untuk menyembuhkan kaki dan tangan yang dingin, sakit otot punggung, terkilir dan memar.

4.      Habanero/Cabai Gendol (100.000 s/d 575.000 SHU)
Image Source: www.jitunews.com
Di urutan nomor empat sebagai cabai terpedas di dunia versi My7top ada cabai Habanero atau orang Indonesia sering menyebutnya dengan cabai gendol. Tidak mengherankan disebut cabai gendol karena bentuknya yang bengkok dan mengembung. Cabai ini berasal dari semenanjung Yucatan di Amerika Tengah. Cabai Habanero ini ada dua jenis yaitu Orange Habanero (100.000 s/d 350.000) dan Red Savina Habanero (350.000 s/d 575.000), yang tentunya jauh lebih pedas diandingkan dengan cabai rawit.
Walaupun berasal dari Amerika Tengah, penanaman cabai ini juga bisa dilakukan di Indonesia. Sebagai contohnya adalah perkebunan yang ada di Bandung, Jawa Barat dan Pegunungan Dieng di Jawa Tengah.
Negara penghasil cabai Habanero terbesar saat ini ialah Meksiko yang dibudidayakan di Yucatan, Campeche dan Quintama Roo. Walaupun demikian, masih ada perkebunan komersil di Belize, Kosta Rika, Texas dan California.

5.      Marbles Five Color Peppers (5.000 s/d 30.000 SHU)
Cabai yang memiliki tingkat kepedasan 5.000 s/d 30.000 SHU ini berasal dari jenis Capsicum annuum. Cabai ini memiliki bentuk yang bulat dengan diameter kira-kira 0,5 inci. Cabai ini awalnya berwarna hijau lalu berwarna cream atau putih, setelah itu menjadi kuning, kemudian berwarna oranye, ungu, dan menjadi merah ketika sudah matang. Karena warnanya yang menarik, tidak jarang ada orang yang menggunakannya sebagai tanaman hias. Cabai ini berasal dari Amerika Selatan dan Meksiko.

6.      Purple Flash Pepper (5.000 s/d 30.000 SHU)
Image Source: www.bukalapak.com
Selanjutnya ada cabai yang diberi nama Purple Flash Pepper. Dinamakan begitu karena warna dari tanamannya yang dominan ungu. Daun dari tanaman cabai ini berwarna ungu gelap, bunganya juga berwarna ungu gelap, ukuran cabainya relatif kecil dan bulat serta berwarna ungu hingga merah. Tanaman cabai ini juga memiliki ketahanan yang baik di lingkungan dengan suhu yang tinggi, kelembaban dan kekeringan. Tanaman ini juga memenangkan “Mississippi Medalions” pada tahun 2010. Dengan warnanya yang juga cukup menarik itu, tanaman cabai Purple Flash Pepper menjadi salah satu varietas cabai hias yang paling indah.

7.      Serano Pepper (10.000 s/d 25.000 SHU)
Image Source: www.bukalapak.com
Cabai yang berasal dari negara bagian Meksiko-Puebla dan Hidalgo-ini bernama Serano Pepper. Cabai ini memiliki berbagai macam warna, yaitu hijau, merah, cokelat, jingga dan kuning. Serano Pepper ini sering dikonsumsi dalam keadaan mentah walaupun sering juga dimatangkan dan diolah menjadi hidangan meksiko, seperti pico de gallo dan salsa. Jenis cabai lain yang tingkat kepedasannya hampir sama adalah Peter Pepper dan Aleppo Pepper.

Content Source: www.jendela-alam.com


Saturday, April 22, 2017

7 Fenomena Tubuh Manusia (Bagian 3)

          Di postingan sebelumnya kita telah membahas mengenai Deja Vu dan Telekinesis dalam 7 Fenomena Tubuh Manusia (Bagian 2). Selanjutnya di bagian akhir ini kita akan membahas tentang Anak Indigo dan Spontaneus Human Combustion. Apakah maksud dari dua istilah tersebut? Jawabannya ada di postingan di bawah ini. Cekidot, gan.

6.    Anak Indigo
Image Source: kejadiananeh.com
Dalam daftar nomor enam ada istilah yang mungkin telah sering didengar oleh kalian semua. Mungkin kalian pernah mendengarnya dalam sebuah  program TV atau pun juga pernah membaca di suatu artikel. Istilah ini ialah istilah yang umum bagi orang awam untuk mendefinisikan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan “lebih”. Tetapi, apakah kemampuan yang saya maksud ini diakui sains?

Istilah yang saya maksud di atas adalah Anak Indigo. Pasti kalian pernah mendengarnya, bukan. Seperti yang telah saya singgung di atas, Anak Indigo sering didefinisikan sebagai anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dalam hal kecerdasan dan hal-hal yang berbau supranatural lainnya. Oleh karena itu, Anak Indigo seperti memiliki tempat tersendiri di benak masyarakat untuk dibicarakan.

Tetapi, apakah kalian tahu bahwa istilah Anak Indigo sendiri tidak dikenal dalam dunia psikologi? Ya, istilah Anak Indigo memang tidak dikenal dalam dunia psikologi dan sains secara umum. Istilah ini memang lebih familiar digunakan oleh masyarakat umum semata.

Sebelum kita lebih jauh membahas hal ini, ada baiknya kita lebih dahulu mengetahui dua istilah berikut ini-Child Prodigy dan Indigo Child. Child Prodigy sendiri memiliki batasan, yaitu “seseorang yang masih dalam usia mudanya memiliki tingkat kecerdasan dan kemampuan yang setara dengan orang-orang yang levelnya lebih dewasa dari dirinya”, contohnya ialah Mozart dan Picasso. Sedangkan Indigo Child dalam pengertiannya lebih menekankan pada kaitannya mengenai perilaku sang anak dan tidak memiliki hubungan dengan tingkat kecerdasan anak tersebut.

Istilah Anak Indigo sendiri dikenal melalui para penganut New Age yang ditujukan untuk anak-anak yang dipercaya memiliki atribut psikologis yang tidak biasa.

Sedangkan menurut Lee Carroll, Anak Indigo adalah “seorang anak perempuan atau laki-laki yang memiliki atribut psikologi yang baru atau tidak biasa yang kemudian menyebabkan mereka menunjukkan perilaku yang belum terdokumentasi sebelumnya”. Dari pengertian tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Anak Indigo adalah anak yang menunjukkan ciri-ciri perilaku tertentu dan tidak ada hubungannya mengenai kecerdasan otak atau pun kemampuan paranormal lainnya.

Konsep Indigo sendiri pertama kali dikemukakan oleh seorang paranormal bernama Nancy Ann Tappe pada dekade 70-an untuk mengklasifikasikan masa dan kepribadian seseorang berdasarkan warna aura yang dimilikinya. Dalam buku karyanya yang berjudul “Understanding Your Life Through Color” yang terbit pada tahun 1982, ia juga menjelaskan lebih detail mengenai konsep Indigo yang intinya ia membagi-bagi masa di dunia ini melalui warna-warna dan masa yang akan datang, yang disebutnya sebagai masa Indigo. Warna Indigo ini akan mendominasi dan anak-anak yang lahir pada masa-masa itu akan memiliki ciri-ciri tertentu yang bisa diobservasi.
(Bagi kalian yang belum tahu, warna Indigo adalah warna antara biru dan violet pada spektrum warna elektromagnetik. Berikut gambarnya)

Image Source: ujiansma.com

Tappe menemukan bahwa pola energi Indigo ini terdapat pada 95% anak yang lahir 10 tahun terakhir dan ia juga memprediksikan hal ini akan terjadi secara global. Tappe juga memberikan kepada kita cara untuk mengidentifikasikan anak-anak yang tergolong Indigo dengan memperhatikan ciri-ciri berikut ini.
1.      Memiliki mata yang besar dan jernih.
2.      Pemikiran yang lebih dewasa dibanding usianya.
3.      Ingatan yang sangat kuat.
4.      Keinginan untuk hidup dengan kata hatinya.
5.      Sensitif.
Ciri-ciri yang disampaikannya tersebut menjadi terkenal dan masyur pada tahun 1990-an melalui penulis-penulis lainnya.

Seperti yang telah saya sebutkan di atas, ada seseorang yang bernama Lee Carroll. Ia bersama istrinya, Jan Tober, menerbitkan buku yang berjudul “The Indigo Children: The New Kids Have Arrived” pada tahun 1998. Dan seketika buku ini pun menjadi rujukan dan referensi mengenai Anak Indigo pada saat itu. Dalam bukunya ini ia mengemukakan ciri-ciri anak yang termasuk dalam golongan Anak Indigo. Untuk mendapatkan hal ini ada yang aneh, ia mengaku mendapatkannya melalui bisikan-bisikan roh yang bernama Kryon. Tidaklah mengherankan karena Carroll adalah seorang cenayang yang menjadi media bagi roh Kryon ini.

Lalu, bagaimana sains memandang Anak Indigo? Ketika diteliti, ternyata banyak kasus Anak Indigo yang sebenarnya mengalami sebuah syndrome yang bernama Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) yang menyebabkan sang anak menjadi hiperaktif dan selalu mencari perhatian dari lingkungan sekitarnya. Memang ciri-ciri antara ADHD dan ciri-ciri Anak Indigo yang disampaikan oleh Carroll memiliki banyak kesamaan, tetapi inilah juga yang menjadi sebab timbulnya pertentangan antara dokter/psikolog dengan para penganut teori Anak Indigo. Dokter/psikolog memandang hal ini adalah hanya sebagai ajang cari untung para penulis saja, dan para dokter/psikolog pun tidak melihat adanya dasar/bukti sains yang kuat untuk konsep Anak Indigo ini.
(Baca selengkapnya di sini)

7.    Spontaneus Human Combustion
**PERHATIAN. Isi tulisan dan gambar di bawah mungkin tidak nyaman untuk dibaca dan dilihat.**

Pada tanggal 2 November 2009 lalu, ditemukan sesosok mayat wanita yang terbakar habis di atas trailer. Kejadian ini terjadi di Brevard County, Florida. Anehnya, di tempat kejadian ditemukan benda-benda yang ada di sekitar korban tersebut tetap aman tanpa adanya tanda-tanda terbakar sama sekali. Apakah ini sebuah kebetulan semata, ataukah ini bentuk lain dari kejadian supranatural? Entahlah, tapi sebagian orang menyebut kejadian yang satu ini dengan sebutan Spontaneus Human Combustion.

Apakah Spontaneus Human Combustion/SHC  itu? Dari sumber yang saya dapatkan, pengertian dari SHC adalah fenomena manusia yang terbakar habis menjadi abu tanpa adanya sebab-sebab yang jelas atas kejadian tersebut. Fenomena ini setidaknya sudah ada sejak 350 tahun yang lalu ketika kasus pertama dilaporkan.

Kejadian SHC ini pertama kali diketahui oleh ublic dari seorang ahli anatomi asal Denmark bernama Thomas Bartholin pada tahun 1663. Dalam kasus yang ditanganinya itu, sang korban adalah seorang wanita yang terbakar menjadi abu di kota Paris, seperti yang telah saya sebutkan di atas, anehnya barang-barang di sekitar korban tidak terbakar-tempat tidur yang digunakan oleh korban pun tidak gosong sama sekali.



Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1673 ada seorang Perancis bernama Jonas Dupont menjadi perhatian publik karena ia mempublikasikan kasus-kasus yang berkaitan dengan SHC dalam buku karyanya yang berjudul “De Incendiis Corporis Humani Spontaneus”. Sekedar informasi saja, dari kasus pertama yang dilaporkan oleh Thomas Bartholin hingga saat ini setidaknya ada 200 kasus tentang SHC yang dilaporkan. Mungkin pada kenyataannya bisa lebih banyak dari yang dilaporkan.

Selanjutnya, kita perlu mengetahui tentang pola-pola yang hampir sama yang ditemukan di setiap korban SHC. Pola yang saya maksud adalah di setiap korban yang terbakar, tubuh sang korban terbakar habis dan hampir seluruhnya menjadi abu. Apa yang bisa kita simpulkan? Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa api yang membakar tubuh korban ini suhunya jauh lebih panas dibandingkan suhu api biasa.

Dalam beberapa kasus juga, bagian tubuh yang tersisa dari korban hanya kaki dan tangan saja, pada kasus tertentu juga bagian perut masih tersisa sedikit, dan sebagian besar tulang menjadi abu. Benda-benda di sekitar korban pun seperti tidak terdampak dari panas tinggi yang membakar korban, beberapa kasus lainnya ditemukan bahwa seprei korban tak terbakar sama sekali. Aneh sekali, bukan?

Dari kesaksian para petugas yang menyelidiki kasus SHC ini pun ditemukan adanya substansi seperti lemak yang menyelimuti langit-langit dan dinding di sekitar tempat kejadian. Lapisan lemak ini bisa mencapai tinggi hingga satu meter di atas lantai. Benda dalam radius ini terlihat ada tanda-tanda kerusakan yang terjadi, seperti cermin yang retak dan lilin yang meleleh.

Kebanyakan korban dari SHC juga umumnya merupakan orang yang tinggal sendirian di rumahnya. Petugas yang datang pun sering mencium adanya bau asap dan bau manis di sekitar tempat kejadian.

Dari sekian banyak korban fenomena SHC ini, setidaknya ada empat korban yang terkenal, antara lain:
1.      Grace Pett (60 tahun) yang terjadi pada tanggal 9 April 1744.
2.      Mary Reeser (67 tahun) yang terjadi pada tahun 1951.
3.      Anna Martin (68 tahun) yang terjadi pada tanggal 18 Mei 1957.
4.      Dr. J. Irving Bentley (92 tahun) yang terjadi pada tanggal 5 Desember 1966.

Dari beberapa korban yang selamat dari fenomena SHC ialah Susan Motteshead (1980). Ia mengungkapkan bahwa ketika ia sedang berada di dapur, secara tiba-tiba tubuhnya diselebungi oleh api yang entah sumbernya dari mana. Namun, sebelum api tersebut membesar dan membakar tubuh Susan, seketika api itu lenyap tak berbekas.

Lebih anehnya lagi, dari setiap korban yang selamat dari fenomena SHC ini, mengatakan bahwa ketika api itu muncul di sekeliling tubuhnya, mereka mengaku tidak merasakan adanya panas dan rasa sakit. Tentu saja hal ini menambah misteri dari SHC untuk dipecahkan. Jadi, timbul sebuah pertanyaan baru, apakah korban SHC yang meninggal tidak merasakan rasa sakit dan panas? Entahlah, sampai sekarang belum ada yang bisa menjawabnya.

Untuk memecahkan kasus SHC ini para peneliti berusaha untuk mengajukan berbagai macam teori. Dari berbagai teori yang muncul, yang menjadikan dasar utama dalam penyusunan teori-teori tersebut adalah dari 200 laporan kasus SHC itu sendiri. Walaupun tidak semua, korban dari fenomena SHC umumnya memiliki beberapa kemiripan sebagai berikut.
1.      Para korban umumnya adalah orang yang sudah lanjut usia/manula.
2.      Para korban umumnya adalah orang yang memiliki cacat/keterbatasan gerak (korban yang ada di Florida yang saya sebutkan di awal juga mengalami kesulitan dalam bergerak, walaupun bisa begerak).
3.      Para korban umumnya adalah orang yang merupakan perokok dan suka minum minuman keras.
4.      Para korban umumnya adalah orang-orang yang kesepian/hidup sendiri dalam waktu yang cukup lama.

Dari pola-pola tersebut, para peneliti setidaknya menyimpulkan tujuh (7) teori yang berkaitan dengan sebab terjadinya fenomena SHC. Tujuh (7) teori tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Alkohol. Dari berbagai kemiripan para korban yang telah saya sebutkan di atas, para korban umumnya adalah seorang yang suka dengan minum-minuman keras. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa alkohol merupakan sebab utama terjadinya SHC ini. Bagaimana alkohol dapat menyebabkan SHC?

Ada sebagian orang yang percaya bahwa alkohol dapat menyebabkan efek membakar ketika level alcohol dalam darah berada diatas normal. Alkohol yang mencapai level tinggi itu diyakini bisa menyebabkan efek membakar yang mengerikan bagi korbannya. Tetapi, teori ini segera dipatahkan karena fakta mengatakan bahwa kadar ethanol yang dapat menyebabkan efek membakar hanya terjadi jika konsentrasinya lebih besar dari 23%. Teori ini menjadi tidak masuk akal karena jika kadar ethanol hanya mencapai 1% saja dalam darah sudah cukup untuk membunuh manusia.

2.      Wick effect/Efek sumbu. Teori ini adalah salah satu teori yang menyebutkan bahwa SHC disebabkan karena tubuh sang korban terbakar layaknya api rokok. Menurut para  peneliti, tubuh kita ini mengandung lemak yang dianalogikan sebagai substansi pembakar yang baik, sedangkan pakaian dan rambut kita adalah sebagai sumbu pembakar. Sementara lemak yang ada pada tubuh kita mencair, lemak tersebut secara bersamaan akan membasahi pakaian dan rambut kita dan secara perlahan akan membakar “sumbu”-nya. Inilah sebab mengapa tubuh korban terbakar habis sedangkan barang-barang di sekitarnya tidak terbakar.

Dari teori ini timbul sebuah pertanyaan. Dari sebagian besar korban SHC, kaki dan tangan sang korban atau pun bagian lainnya ternyata masih tersisa, bagaimana ini bisa terjadi? Jawabannya adalah level temperature. Para peneliti menjelaskan bahwa ketika posisi duduk, bagian atas tubuh akan cenderung lebih panas dibandingkan dengan bagian bawahnya. Layaknya korek api, api terlebih dahulu membakar bagian kepalanya dan secara perlahan turun ke bagian yang lebih rendah. Tetapi biasanya api tersebut akan mati terlebih dulu sebelum membakar semua batang korek api dan menyisakan sedikit bagian bawahnya.

Teori ini memang cukup masuk akal, tetapi timbul pertanyaan lainnya, kapan tubuh manusia bisa menjadi Wick Effect? Sampai sekarang belum ada jawabannya.

3.      Listrik statis. Dalam teori ini menyatakan bahwa pakaian mungkin saja bisa menimbulkan listrik statis yang pada akhirnya bisa menyebabkan efek membakar. Seseorang yang berjalan di atas karpet pun akan menciptakan aliran listrik dan voltase yang cukup untuk menciptakan percikan-percikan api.

Tetapi teori ini pun dibantah karena walaupun voltase yang tercipta cukup tinggi, energi yang tercipta sangat rendah (biasanya kurang dari 1 joule). Energi sekecil itu tidak cukup untuk menciptakan api.

4.      Psikosomatik. Teori ini dikemukakan berdasarkan fakta bahwa sebagian besar korban SHC adalah orang-orang yang kesepian/hidup sendiri. Para peneliti mengatakan bahwa proses psikosomatik yang terjadi akibat kesepian tersebut menimbulkan reaksi berantai dengan memproses nitrogen yang ada pada tubuh hingga menimbulkan reaksi berantai ledakan mitokondria. Walapun seperti itu, banyak peneliti yang menyangsikan teori psikosomatik karena terdengar terlalu mengada-ada.

5.      Gas dan listrik dalam tubuh. Kita semua tentunya sudah mengetahui bahwa tubuh kita mengandung listrik dan gas yang dapat menyalakan api (misalnya gas metana yang ada pada usus). Teori ini menyatakan bahwa SHC terjadi ketika listrik dan gas metana yang ada di dalam tubuh bercampur dan menimbulkan efek membakar pada korban. Teori ini memang salah satu teori yang paling masuk akal.

Walaupun masuk akal, tetap saja ada pertanyaan yang belum bisa dijawab mengenai teori yang satu ini. Pertanyaan tersebut adalah, kapan listrik dan gas metana tersebut bisa tercampur dan menyebabkan efek membakar dalam tubuh? Sampai saat ini belum ada yang bisa menjawabnya.

6.      Hangus karena tertidur. Seperti yang telah saya sebutkan di atas bahwa sebagian besar korban dari SHC adalah orang-orang yang suka merokok, mabuk dan hidup sendiri, berusia lanjut dan mengalami kendala dalam gerak. Pola-pola inilah yang menjadi dasar teori yang satu ini.

Teori ini menyatakan bahwa ketika sang korban tertidur, rokok yang dipegangnya terjatuh dan membakar karpet yang ada di bawahnya, selanjutnya api akan menjalar ke tubuh korban dan karena sang korban mengalami kesulitan dalam bergerak, maka ia tidak bisa menyelamatkan diri dan tewas di tempat kejadian. Sangat sederhana bukan?

Teori ini pun disangkal oleh banyak peneliti karena mengabaikan fakta bahwa di sekitar tempat ditemukannya korban barang-barang tidak terbakar, dalam beberapa kasus bahkan kursi dan tempat tidur korban tidak terbakar sama sekali. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa sumber api berasal dari tubuh sang korban, bukannya dari luar.

7.      Kejahatan terencana. Teori ini adalah teori yang paling sederhana dari yang sederhana. Mengapa? Mungkin saja teori ini dikeluarkan oleh para peneliti yang malas untuk berpikir karena teori yang satu ini mengabaikan banyak sekali fakta di lapangan sehingga tidak digubris oleh para peneliti yang kredibel dan kompeten. Teori ini menyatakan bahwa fenomena SHC hanya merupakan akibat kejahatan terencana saja, penjahat membakar tubuh sang korban sebagai upaya untuk membuang bukti dan jejak sang pembunuh. So, sangat sederhana bukan?

Pada akhirnya fenomena SHC ini sampai sekarang masih menjadi salah satu misteri yang belum terpecahkan. Jika kalian menginginkan jawaban lengkap mengenai fenomena ini, maaf saja hanya ini yang bisa saya sampaikan. Mungkin SHC ini akan tetap menjadi misteri dan hanya waktu yang akan bisa mengungkapnya.
(Baca selengkapnya di sini)

Content Source: enigmablogger.com



Saturday, April 15, 2017

7 Fenomena Tubuh Manusia (Bagian 2)



Melanjutkan postingan sebelumnya yang belum rampung, berikut my7top merampungkannya dalam 7 Fenomena Tubuh Manusia (Bag. 2). Cekidot, gan.

4.  Deja Vu
Content Source :  14dejavu.wordpress.com
“Suatu hari kalian pergi ke sebuah tempat untuk pertama kalinya, namun kalian merasa familiar dengan tempat tersebut-seperti pernah berkunjung sebelumnya. Dilain hari kalian mengalami sebuah kejadian/peristiwa, anehnya kalian juga merasa pernah mengalami kejadian tersebut, walaupun tidak tahu pasti kapan waktunya. Kalian merasa waktu, tempat dan suasananya pernah kalian alami. Kalian berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada diri kalian”.

Saya juga pernah mengalami hal tersebut-sekitar dua atau tiga kali mungkin. Saya juga sempat berpikir ada yang aneh dengan diri saya, namun saya hiraukan perasaan tersebut. Suatu ketika saat saya sedang surfing di internet saya menemukan sebuah artikel tentang Deja Vu yang pengertiannya sangat persis dengan kejadian aneh yang pernah saya alami tersebut.

Ya, itulah Deja Vu. Deja Vu (telah melihat) merupakan bahasa Perancis yang mempunyai beberapa turunan kata darinya, yaitu Deja Vecu (telah mengalami), Deja Senti (telah memikirkan), dan Deja Visite (telah mengunjungi). Hal-hal tersebutlah yang sering terjadi pada seseorang yang mengalami Deja Vu.

Istilah Deja Vu sendiri pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Emile Boirac pada tahun 1876. Beliau juga yang pertama kali meneliti tentang fenomena aneh yang satu ini.

Deja Vu juga memiliki lawan kata, yaitu Jamais Vu (tidak pernah melihat). Dalam hal ini Jamais Vu memiliki pengertian, yaitu sementara waktu tidak mengingat sebuah peristiwa dan atau tidak mengenal seseorang yang sebelumnya sudah dialami dan dikenal. Kalian pasti juga pernah mengalami kejadian seperti ini ‘kan?

Sebelum kita lebih jauh membahas tentang Deja Vu, baiknya kita mengetahui istilah Recognition Memory terlebih dulu. Recognition Memory sendiri (memori pengenal) memiliki pengertian sebagai berikut :
“sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya”.

Otak kita berfluktuasi pada dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection dan Familiarity. Dalam Recollection (pengumpulan kembali) otak kita dapat dengan seketika mengingat tentang sebuah kejadian dengan kejadian sebelumnya. Misalnya, ketika kalian melihat seorang perempuan di mall yang ramai di hari Minggu, seketika itu pun kalian ingat bahwa kalian sudah pernah melihat perempuan itu tiga hari yang lalu di kantor tempat kalian bekerja.

Namun berbeda kejadiannya dalam Familiarity. Ketika kalian melihat perempuan tersebut di mall, kalian tidak tahu kapan pastinya kalian melihat sebelumnya. Familiarity inilah yang sering menjadi dasar adanya Deja Vu. Menurut penelitian, sekitar 60%-70% orang di dunia pernah mengalami peristiwa sejenis setidaknya satu kali yang bisa berupa pandangan, suara, perasaan atau pun bau.

Untuk menjelaskan fenomena aneh ini, telah banyak ilmuwan dan peneliti yang mengajukan teorinya, walaupun belum sepenuhnya dapat menjawab setiap misteri yang ada. Bahkan Emile Boirac pun yang notebenya orang yang pertama kali meneliti Deja Vu tidak perah secara tuntas menyelesaikan hal ini.

Sudah banyak peneliti yang berusaha mencari tahu jawabannya. Setidakya ada sekitar empat puluh teori berbeda yang diajukan untuk menjelaskan kejadian ini, dari gangguan syaraf sampai dengan peristiwa paranormal. Dari empat puluh teori yang ada, tentunya saya tidak bisa menulis semuanya. Saya hanya akan memberikan beberapa teori diantaranya saja.

Dari Sigmund Freud seorang psikolog legendaris yang pernah dimiliki dunia, juga sering dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis pernah mengibaratkan otak kita seperti gunung es yang ada di laut. Gunung es tersebut dibagi menjadi dua bagian-atas dan bawah-yang dipisahkan oleh permukaan air laut yang diasosiasikan sebagai batas kesadaran otak kita. Bongkahan es yang ada di atas permukaan air sebagai pikiran sadar dan yang  di bawah permukaan air sebagai pikiran bawah sadar kita.

 Content Source : cakepane.blogspot.co.id
Dari gambar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar informasi yang pernah kita peroleh sebelumnya sebenarnya tersimpan di alam pikiran bawah sadar (bongkahan di bawah permukaan air), hanya sedikit yang muncul sebagai pikiran sadar kita (bongkahan di atas permukaan air). Dengan kata lain hanya sebagian kecil informasi yang kita ingat. Inilah yang menjadi prinsip dan dasar utama dari Deja Vu.

Berikut beberapa teori untuk menjelaskan terjadinya Deja Vu.
·        Gangguan Akses Memori
Teori ini menjelaskan bahwa secara spontan kita mengingat ingatan bawah sadar kita. Ingatan tersebut tidak sepenuhnya muncul ke permukaan, namun hanya bocor kecil saja, sehingga kita hanya mengingat sebagian kecil ingatan tersebut. Teori ini juga digunakan sebagai landasan teori berikutnya.

Sebelum kita berlanjut ke teori berikutnya, ada satu istilah lagi yang perlu kalin ketahui, yaitu subliminal. Subliminal berasal dari dua kata dari bahasa Latin yaitu ‘sub’ yang artinya bawah dan ‘limin/limen’ yang artinya ambang batas. Secara artian psikologi subliminal memiliki makna beroperasi di bawah sadar.

·        Perhatian yang Terpecah (Teori Ponsel)
Teori kedua ini berasal dari penelitian dr. Alan Brown bersama partner-nya, Elizabeth Marsh, yang menggunakan metode dengan cara memberikan sugesti subliminal pada subjek penelitiannya. Dari penelitian tersebut mereka mengambil kesimpulan bahwa :
“Ketika perhatian terpecah, secara subliminal otak akan menyimpan setiap informasi yang ada di sekitar dalam keadaan kita tidak menyadarinya. Ketika kita mulai fokus, informasi yang telah tersimpan secara subliminal tadi akan ‘terpanggil’ keluar dan seketika itu pun kita akan merasa familiar terhadap sebuah hal. Layaknya bongkahan es dari bawah muncul ke permukaan”.

Misalnya, ketika kita sedang mengobrol dengan teman, kita tidak akan fokus pada kondisi dan keadaan rumahnya, namun ketika kita sudah mulai fokus, kita akan merasa familiar dengan rumah tersebut. Oleh karena itu, dalam teori ini tidak ada hubungannnya dengan kejadian masa lalu. Singkatnya kita tidak memerhatikan keadaan dan kondisi sekitar sebelumnya.

·        Memori dari Sumber Lain
Pada dasarnya teori ketiga ini sama dengan teori yang kedua, namun teori ini setuju dengan adanya hubungan dengan masa lalu. Dalam teori ini, otak kita telah menyimpan banyak memori dari setiap hal yang pernah kita alami sebelumnya, seperti membaca buku, menonton film, mendengarkan radio, dsb. Setiap memori dan ingatan tersebut disimpan di pikiran bawah sadar.

Misalnya, suatu ketika kalian pergi ke sebuah tempat untuk pertama kalinya dan merasa familiar dengan tempat tersebut. Sebenarnya kalian pernah melihat tempat tersebut di sebuah film sebelumnya, namun kalian tidak ingat dengan film tersebut.

·        Teori Pemrosesan Data (Visi yang Tertunda)
Teori pemrosesan data dikemukakan oleh Robert Efron pada tahun 1963. Beliau melakukan penelitian di RS Veteran Boston. Teori ini berhubungan dengan cara otak kita menyimpan sebuah memori ingatan jangka panjang dan juga jangka pendek.

Beliau menyatakan bahwa setiap informasi yang kita peroleh akan masuk ke dalam pusat pemrosesan data di otak. Respon syaraf yang terlambat dikarenakan informasi yang kita terima melewati lebih dari satu jalur merupakan penyebab terjadinya Deja Vu.
(Baca selengkapnya di sini)

5.  Telekinesis
 Content Source : www.pinterest.com
Selanjutnya ada salah satu fenomena yang cukup kontroversial di dunia, yaitu telekinesis. Telekinesis masih dianggap menyimpan banyak misteri yang belum bisa dipecahkan oleh sains dan ilmu pengetahuan. Tidak seperti halnya telepati yang lebih diterima oleh sains, telekinesis masih sedikit janggal untuk diungkap. Walaupun seperti itu, telekinesis cukup diterima oleh kalangan ilmuwan dan peneliti.

Sebelum kita lebih jauh lagi membahas telekinesis, ada baiknya kita mengetahui istilah yang satu ini-Psychokinesis. Pada dasarnya psychokinesis memiliki makna yang sama dengan telekinesis. Istilah telekinesis ini pertama kali disebutkan oleh peneliti paranormal asal Rusia bernama Alexander N. Aksakof pada tahun 1890, sedangkan psychokinesis diperkenalkan pertama kali oleh penulis berkebangsaan Amerika bernama Henry Holt (1914)  yang diadopsi oleh sahabatnya yang seorang paranormal Amerika bernama J. B. Rhine (1934) untuk merujuk pada kemampuan seseorang mengubah hasil lemparan dadu.

Istilah telekinesis/psychokinesis juga memiliki arti sebagai sebuah kemampuan untuk mengangkat, menggetarkan, membengkokkan, mematahkan dan menggerakkan benda dari jarak jauh, termasuk juga kemampuan untuk mengangkat diri sendiri agar melayang di udara-levitation.

Jadi, apa yang membedakan antara telekinesis dan psychokinesis? Yang membedakan kedua istilah tersebut adalah psychokinesis lebih lazim digunakan oleh kalangan peneliti dan komunitas parapsikologi, sedangkan telekinesis lebih sering digunakan dalam karya buku, film atau pun dalam budaya populer.

Konsep dasar mengenai psychokinesis ialah bahwa argumen kalau semua benda memiliki energi. Ini membuat kita dapat menggerakkan benda tersebut dengan cara menghubungkan energi mental yang kita miliki dengan energi yang dimiliki oleh benda tersebut. Walaupun terdengar sederhana, kemampuan ini membutuhkan latihan konsentrasi yang rumit. Kemampuan menggerakkan benda ini bisa berupa menggerakkan hal-hal kecil seperti atom (Mikro PK), sampai dengan menggerakkan benda besar seperti sendok (Makro PK).

Kemampuan membengkokkan sendok mungkin sudah sering digunakan sebagai salah satu pertunjukkan sulap saat ini. Properti yang digunakan dalam pertunjukkan tersebut merupakan properti yang disediakan oleh pesulap itu sendiri. Tetapi bagaimana jika properti yang digunakan dalam pertunjukkan itu adalah properti yang disediakan oleh orang lain?

Para skeptik menggunakan pertanyaan di atas sebagai cara untuk membuktikan apakah kemampuan tersebut benar-benar nyata atau hanya trik belaka. Para skeptik ini pun ingin membuktikannya kepada seorang perempuan bernama Nina Kulagina yang mengklaim dirinya memiliki kemampuan psychokinesis ini. Namun karena ia lebih sering berada di Sovyet, maka dialihkan kepada seorang laki-laki bernama Uri Geller yang juga mengklaim dirinya memiliki kemampuan psychokinesis yang didapatkannya dari makhluk ekstraterestrial dan kejadian supranatural. Dengan alasannya itu, para skeptik semakin terdorong untuk mengungkap apa yang ada dibaliknya.

Para skeptik ini pun berusaha mencari jawaban dari pertanyaan, apakah Uri Geller ini benar-benar memiliki kemampuan psychokinesis atau hanya merupakan salah satu trik sulap belaka?

Oleh karena itu, seorang skeptik bernama James Randy ingin membuktikannya (1973). Dalam acara yang bernama Tonight Show yang dipandu oleh Johny Carson, Carson meminta pada Randy untuk membongkar rakayasa Geller dengan cara menyediakan properti yang bukan dari pihak Geller sendiri.

Acara ini pun dimulai, dengan beberapa gelas yang disusun rapi di atas meja, salah satu diantaranya berisi air, tugas Geller adalah menebak gelas mana yang berisi air, tetapi Geller salah menebaknya. Pertunjukkan ini juga sering disebut dengan Hand Dowsing. Inilah awal kejatuhan dari Uri Geller.

Pada tahun 1996, dalam acara Noel’s House Party, Geller diminta untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya, yaitu membengkokkan sendok menggunakan pikiran. Namun, tanpa diketahui oleh Geller ada kamera tersembunyi yang merekam ia sedang membengkokkan sendok tersebut menggunakan dua tangan sambil berdiri.

Berdasarkan dua kejadian di atas, ada seorang pengusaha bernama Gerald Fleming yang menyediakan hadiah berupa uang tunai senilai 250.000 poundsterling kepada Uri Geller untuk menunjukkan kemampuannya lagi dalam hal membengkokkan sendok dengan keadaan yang telah diatur sebelumnya. Namun, hingga saat ini Geller belum pernah mengklaim tantangan dari Fleming ini.

Bahkan James Randy lebih berani lagi dengan menawarkan hadiah uang tunai sebesar 1 juta US dollar bagi siapa saja yang mampu menunjukkan kemampuan psychokinesis atau kemampuan supranatural lainnya dengan keadaan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Tantangan ini pun belum dilakukan oleh siapa pun sampai sekarang.

Ketiadaan bukti psychokinesis ini pun pernah diteliti oleh United States National Academy of Sciences atas perintah Institut penelitian militer Amerika pada tahun 1986. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada bukti ilmiah adanya kemampuan psychokinesis sebagai salah satu kemampuan tersembunyi yang dimiliki oleh manusia.

Lalu timbul pertanyaan, bisakah kita membuktikan psychokinesis secara ilmiah? Dapatkah juga kita membuktikan bahwa psychokinesis adalah kemampuan alami yang dimiliki oleh manusia? Jika jawaban atas kedua pertanyaa tersebut adalah YA, bisakah kita melakukannya jika keadaan telah diatur sebelumnya?

Jika psychokinesis adalah kemampuan supranatural yang berasal dari roh, wajar saja jika tidak ada yang bisa membuktikannya secara ilmiah, bukan?

Berkenaan dengan hadiah senilai 1 juta US dollar yang ditawarkan oleh James Randy Foundation di atas, sampai sekarang tawaran tersebut masih berlaku bagi siapa saja yang bisa menunjukkan kemampuan psychokinesis sejati atau pun kemampuan supranatural lainnya. Jika kalian bisa membuktikan hal tersebut, kalian bisa menunjukkan kemampuan yang kalian miliki langsung kepada pihak James Randy Foundation. Mungkin saja kalian bisa meraih hadiah 1 juta US dollar tersebut dan menjadi miliarder baru.
(Baca selengkapnya di sini)

            Baca artikel selanjutnya dalam 7 Fenomena Tubuh Manusia (Bagian 3), ya guys :) :) :)

Content Source : enigmablogger.com