Negara
kita adalah negara Indonesia, dengan
ribuan gugusan pulaunya yang sangat indah. Negara kita adalah negara yang kaya raya akan sumber daya
alamnya, di dalam perut bumi Indonesia kita bisa menemukan beragam jenis logam
mulia layaknya emas, perak dan platinum yang sangat berharga. Kita juga bisa
menemukan batubara, minyak bumi dan gas alam yang sangat berguna bagi kehidupan
manusia.
Disamping itu, Indonesia juga adalah negara yang kaya
akan kebudayaannya. Indonesia adalah
tempat hidup bagi kurang lebih 250 juta orang dengan berbagai macam agama, suku
dan bahasa daerah yang tidak ternilai harganya. Tidak ada satu pun negara di
dunia ini yang kekayaan budayanya melebihi kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Lalu timbul sebuah
pertanyaan yang cukup miris, mengapa negara sebesar dan sekaya Indonesia sampai saat ini masih digolongkan sebagai negara
berkembang, bukan negara maju? Padahal dengan melihat fakta-fakta singkat
di atas sangat mungkin bagi Indonesia
untuk menjadi negara yang kuat dan maju.
Kita bisa melihat negara tetangga
kita – Singapura – yang luasnya
tidak lebih luas daripada DKI Jakarta,
tetapi negara tetangga kita itu lebih maju dari Indonesia. Padahal Singapura
adalah negara kecil dengan sumber daya alamnya yang tergolong sangat kurang,
tetapi pada kenyataannya dengan keterbatasannya itu Singapura telah menjelma menjadi sebuah negara yang sangat
diperhitungkan di dunia. Singapura kini menjadi tempat transit kapal-kapal dari
Eropa menuju Cina atau pun Jepang,
dan sebaliknya. Dengan keuntungannya yang tidak sedikit itu, Singapura bisa membangun negaranya
menjadi negara maju walaupun luasnya jauh lebih sempit dibandingkan
negara-negara tetangganya – terutama Indonesia.
Lebih jauh lagi, kita bisa
melihat negara Jepang. Jepang adalah sebuah negara yang masih
satu kawasan dengan Korea Selatan
dan masuk dalam benua Asia. Kita pastinya mengetahui bahwa luas Jepang masih jauh lebih sempit
dibandingkan dengan Indonesia,
tetapi faktanya dengan luasnya itu Jepang
telah menjelma menjadi salah satu negara dengan ketahanan ekonomi terbaik di
dunia. Sama halnya dengan Singapura,
Jepang pun adalah negara dengan
sumber daya alam yang terbatas.
Masih terus timbul sebuah
pertanyaan sederhana, mengapa mereka – Singapura
dan Jepang - bisa menjadi negara yang lebih maju dibandingkan dengan kita –
Indonesia? Jawabannya ialah sumber
daya manusia merupakan kuncinya. Mereka bisa mengelola sumber daya alam yang terbatas
itu dengan cara yang paling optimal oleh manusianya. Mereka memang tidak
memiliki emas, minyak bumi dan batubara seperti kita, tetapi mereka memiliki
pengelolaan yang jauh lebih baik di bidang sumber daya manusianya. Mereka
melatih dan mendidik manusia mereka menjadi orang-orang dengan kemampuan lebih
dibanding kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita masih tertinggal dalam hal
pengelolaan sumber daya manusia dibandingkan mereka.
Seperti yang telah saya singgung
di atas bahwa orang-orang mereka itu dididik dan dilatih untuk memiliki
kemampuan lebih dibandingkan dengan orang-orang kita. Mereka membiasakan
hal-hal yang tergolong sepele dan kecil sebagai bentuk pendidikan untuk
dilakukan dalam keseharian. Sebagai contoh, saya berkeyakinan bahwa, “Kita tidak
akan maju sebelum kita bisa menjaga kebersihan”. Memang terdengar sepele, namun
menjaga kebersihan adalah salah satu ciri yang dimiliki oleh mereka. Mereka
sangat menjaga kebersihan dan kerapihan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Lebih jauh lagi, masih banyak
kebiasaan dan sifat dari orang-orang negara maju yang patut kita contoh. “Ambillah
yang baik dan buanglah yang buruk”. Berikut my7top membagikan tentang 7 Sifat Orang-orang Negara Maju.
1.
Disiplin
Disiplin adalah sifat paling
mencolok dari orang-orang yang tinggal di negara maju. Mereka selalu disiplin
dalam berbagai hal. Aturan dan hukum selalu mereka patuhi dengan baik. Mereka
meyakini bahwa dengan mematuhi segala peraturan yang ada akan membuat hidup
mereka lebih tertata, terutama ketika ada di lingkungan sosial umum. Dan
keyakinan mereka itu memang benar, disiplin telah membawa manfaat yang sangat
banyak bagi kehidupan mereka.
Jika boleh saya memberikan contoh
ialah mengenai fungsi trotoar untuk pejalan kaki. Kita bisa melihat trotoar di Singapura atau pun Jepang yang difungsikan sesuai peruntukkannya. Trotoar di sana
hanya digunakan untuk pejalan kaki saja, tidak ada kendaraan bermotor yang
melewati atau pun pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar sebagai tempat
jualannya. Ini membuktikan bahwa mereka memang mematuhi peraturan yang ada
dengan sangat baik. Cerminan ini membuktikan bahwa mereka memang mematuhi hukum
dan peraturan yang ada.
Berbicara disiplin tidak akan
lengkap tanpa membahas mengenai waktu. Terkadang disiplin diidentikkan dengan
ketepatan waktu. Pernyataan tersebut tidaklah salah karena mereka sangat
menghargai waktu layaknya mereka menghargai uang – time is money. Ketika mereka ada sebuah acara atau pun jadwal yang
harus dipenuhi, mereka akan menepatinya sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan.
Sebagai contoh adalah ketika ada
sebuah acara seminar yang dijadwalkan akan dimulai pada pukul 08.00, maka
mereka akan datang ke seminar tersebut setidaknya 15 atau 30 menit sebelum
acara dimulai, sehingga ketika pukul 08.00 tiba acara tersebut benar-benar
dimulai. Mereka tidak akan menunda-nunda acara 15 atau pun 30 menit lagi karena
mereka meyakini bahwa membuang-bunag waktu seperti penundaan yang tidak jelas adalah
hal yang sia-sia.
2.
Kerja Keras
Kerja keras adalah sifat yang
dimiliki oleh orang-orang sukses. Mereka tahu bahwa kesuksesan tidak dapat
diraih dengan mudah dan hanya malas-malasan saja, jadi mereka akan keluar dari
zona nyaman dan akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang mereka
impikan dengan kerja keras. Dan sifat inilah juga yang sering kita temukan pada
orang-orang di negara maju, seperti Amerika
Serikat dan Jepang.
Dari data yang saya peroleh
menyatakan bahwa jam kerja yang dimiliki oleh seorang pegawai Jepang adalah sekitar 2.450 jam per
tahun dan pegawai Amerika Serikat
adalah 1.957 jam per tahunnya. Di Inggris
saja seorang pegawai dapat bekerja selama 1.911 jam per tahun, di Jerman selama 1,870 jam per tahun dan
di Perancis adalah 1.680 jam per
tahun. Kita pastinya tahu bahwa negara-negara tersebut adalah contoh dari
negara-negara maju yang ada di dunia.
Tetapi ketika kita melihat data
yang lain, Indonesia juga merupakan
salah satu negara dengan jumlah jam kerja terbanyak. Asumsikan saja seorang pegawai
bekerja selama 8 jam sehari dengan 5 hari kerja tiap minggunya, hitungan
kasarnya adalah 40 jam per minggu dan 2.080 jam tiap tahunnya – lebih tinggi
dibandingkan Amerika. Tetapi mengapa kita masih belum bisa semaju mereka? Kita
tidak bisa mengelak bahwa mereka memang memiliki jam bekerja yang lebih sedikit
dibandingkan kita, tetapi mereka bekerja secara lebih efisien dan tertata rapi.
Jadi, walaupun jam kerja kita lebih banyak daripada mereka, mereka tetap unggul
dalam hal keefisienannya. Efisiensi adalah hal yang sangat penting dalam
kemajuan sebuah bangsa.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Seorang pegawai Jepang bisa
menyelesaikan sebuah mobil hanya dalam waktu 9 hari, tetapi seorang pegawai
kita membutuhkan waktu selama kurang lebihnya 47 hari untuk menyelesaikan
sebuah mobil dengan kualitas yang sama. Jadi, bisa dikatakan bahwa seorang
pegawai Jepang itu sama dengan 5
orang pegawai kita. Ini mencerminkan bahwa efisiensi pegawai Jepang lebih tinggi dibandingkan kita.
3.
Pantang
Menyerah
Sifat tidak mudah menyerah adalah
hal yang patut untuk dimiliki oleh setiap orang. Pantang menyerah adalah simbol
bagi diri tiap orang akan kegigihannya dalam memperjuangkan sebuah hal. Kita
pasti mengetahui bahwa tidak ada impian yang dicapai tanpa adanya kegigihan
sebelumnya. Kegigihan atau pantang menyerah ini adalah jalan yang harus
ditempuh oleh setiap orang untuk mencapai kesuksesannya. Adalah hal yang sangat
tidak masuk akal bagi seseorang yang ingin mencapai impiannya tanpa berjuang
dan pantang menyerah terlebih dulu.
Kita pastinya telah mengetahui
sejarah mengenai Jepang yang dulu
pada Perang Dunia II mengalami kekalahan, bukan? Dua kota Jepang - yaitu Hiroshima
dan Nagasaki - pada saat itu
dijatuhi bom atom oleh sekutu yang menyebabkan Jepang menyerah dan kalah di Perang Dunia II.
Sebelumnya juga Jepang adalah negara yang tertutup dari
dunia luar, yaitu pada saat Jepang
dipimpin oleh kekaisaran Tokugawa. Orang dari dalam Jepang dilarang keluar dan orang dari luar Jepang dilarang masuk ke Jepang.
Hal ini membuat Jepang menjadi
negara yang tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Dan setelah
itu juga ada sebuah peristiwa penting, yaitu restorasi Meijin (Meijin ishin)
yang memaksa Jepang untuk
beradaptasi dengan perubahan yang tidak mudah tersebut.
Seperti yang telah saya singgung
di atas mengenai Jepang yang kurang
dalam hal sumber daya alamnya, Jepang
adalah negara yang miskin SDA karena mereka harus mengimpor bahan mentah,
seperti minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu. Bahkan sebesar 85% energi
yang dibutuhkan oleh Jepang
merupakan energi yang diimpor dari negara lain, seperti Indonesia.
Tetapi dengan semua kekurangan
dan keterbatasannya tersebut Jepang
saat ini telah menjelma menjadi salah satu negara yang kuat ekonominya. Jepang memang hancur saat kalah di
Perang Dunia II, tetapi mereka tidak menyerah begitu saja terhadap keadaan.
Mereka berubah lebih baik dengan cepat seiring berjalannya waktu. Ini
membuktikan bahwa orang-orang Jepang memang
orang-orang yang tidak kenal akan kata menyerah.
Bahkan ada yang unik dari Jepang dan kegagalannya itu, di Jepang ada sebuah ilmu yang dikhususkan
untuk membahas tentang kegagalan dan belajar dari kegagalan itu. Ilmu ini di Jepang disebut dengan shippaigaku (Ilmu Kegagalan).
4.
Budaya
Membaca
Bagi beberapa orang, membaca
merupakan sebuah kegiatan yang membosankan, apalagi jika topik yang dibahas
tidak sesuai dengan kesenangannya. Tapi tidak ada salahnya bagi kalian yang
belum punya hobi yang satu ini untuk mencoba memulai membaca. Tidak perlu yang
berat-berat, seperti politik, hukum atau pun ekonomi; bagi kalian yang baru
pemula dalam membaca bisa kalian awali dari membaca komik, novel atau pun
cerpen. Hal ini saya sarankan sebagai pembiasaan kepada diri kalian yang belum
terbiasa membaca untuk lebih termotivasi lagi dalam membaca. Ketika kalian
telah membaca habis sebuah buku, niscaya kalian akan terdorong lagi untuk
membaca buku-buku berikutnya. Lalu apa hubungannya membaca dengan sifat orang
negara maju?
Tentu ada hubungannya.
Orang-orang di negara maju - seperti Jepang
contohnya - memiliki kebiasaan untuk
membaca buku. Dari anak-anak hingga orang dewasa memiliki hobi yang satu ini.
Hal ini mereka juga lakukan bukan hanya saat duduk santai di rumah, tetapi
ketika berdiri di dalam kereta pun mereka tetap membaca.
Penerbit manga (komik bergambar)
di Jepang juga telah membuat komik
yang berisi tentang materi-materi pelajaran setingkat SD, SMP bahkan SMA.
Subjek yang dibahas pun sangat bervariasi, seperti sejarah, biologi dan bahasa
yang disajikan secara menarik sehingga membuat pembacanya tidak akan cepat
bosan. Secara tidak langsung juga, hal ini akan menambah minat baca orang-orang
Jepang.
Hal lain yang mendukung
orang-orang Jepang untuk suka
membaca adalah kecepatan terjemahan dari buku-buku asing. Buku-buku yang
asalnya berbahasa asing, seperti bahasa Inggris,
Jerman dan Perancis, sangat
cepat terjemahannya ke dalam bahasa Jepang.
Setidaknya beberapa minggu setelah buku dengan bahasa asli terbit, buku dalam terjemahan
bahasa Jepang pun telah terbit.
Konon, kecepatan terjemahan buku-buku ini sudah dimulai sejak tahun 1684,
seiring dengan dibangunnya institut penerjemah dan terus berkembang hingga saat
ini.
5.
Kerjasama
Kelompok
Tidak ada pekerjaan besar yang
bisa diselesaikan oleh tenaga seseorang saja. Setidaknya itu yang saya percaya.
Pernyataan tersebut tentunya bukan mengada-ada atau pun tipuan belaka, itu
adalah fakta yang tidak bisa dibantahkan. Pekerjaan-pekerjaan besar hanya bisa
diselesaikan oleh banyak orang dengan sistem kerjasama yang memadai. Tim dengan
kerjasama yang solid akan menghasilkan output
yang luar biasa baiknya. Inilah hal yang perlu dicontoh, sifat kerjasama telah
yang menjadi ciri khas yang selalu ada pada orang-orang yang tinggal di negara
maju.
Di negara-negara maju jarang
sekali terdapat pekerjaan yang sifatnya individualistik, pekerjaan-pekerjaan
yang ditawarkan rata-rata adalah pekerjaan yang bersifat kelompok yang menuntut
adanya kerjasama yang baik dan solid. Klaim yang didapatkan dari hasil kerja
pun bukan atas nama pribadi seseorang, melainkan akan diatasnamakan kerja tim.
Sifat kerjasama ini juga sudah ditanamkan sejak dini melalui sistem pendidikan
yang ada di negara tersebut, mulai dari kampus, laboratorium dan tugas mata
kuliah pun banyak yang bersifat kelompok yang menuntut adanya kerjasama. Inilah
yang menjadi salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki oleh orang-orang Jepang.
Ada anekdot yang berbunyi, “Satu profesor Jepang akan kalah dengan satu profesor Amerika, hanya saja sepuluh profesor Amerika tidak akan bisa mengalahkan sepuluh profesor Jepang yang berkelompok”. Tentunya
hal ini merupakan penguat tentang pentingnya sebuah kerjasama. Pekerjaan yang
ditangani secara berkelompok tentunya akan lebih mudah dan cepat selesai
dibandingkan dengan pekerjaan tersebut diselesaikan secara individu.
Dalam kebudayaan Jepang pun ada yang disebut dengan “rin-gi”, lebih mudahnya kita dapat
menyebutnya dengan musyawarah untuk mufakat. Dalam ritual “rin-gi” ini dilakukan secara berkelompok untuk membicarakan sebuah hal
dalam menentukan keputusan yang paling strategis terhadap masalah yang sedang
dihadapi.
6.
Tertib
Ketertiban adalah kebiasaan yang
telah menjadi budaya yang ada pada setiap negara maju. Ketertiban ini meliputi
semua bidang kehidupan, seperti tertib hukum, tertib sosial dan tertib ekonomi.
Orang-orang yang ada di negara maju menjadikan sifat tertib sebagai pondasi
dalam membangun negaranya. Tidak ada negara maju dan besar tanpa adanya rakyat
yang tertib terhadap aturan. Sifat tertib ini telah mendarah daging dan menjadi
sebuah pola pikir yang harus dilakukan mereka tanpa ragu. Hal yang sangat
berkebalikan dengan kondisi negara kita saat ini – Indonesia.
Sebagai contoh sederhana ialah
budaya mengantre. Ketertiban dalam mengantre adalah hal yang wajib dijaga di
negara maju, bukan karena terpaksa, tetapi karena mereka menyadari bahwa ada
manfaat lebih dibandingkan mengantre dengan cara yang acak-acakan tanpa aturan.
Mereka tidak saling dorong atau pun berbuat usil lainnya untuk mendahului orang
di depannya. Saat mereka mengantre pun akan tenang dan tidak banyak berulah. Dengan
contoh sederhana ini tentunya telah mencerminkan hal yang patut kita contoh
sebagai modal awal kita untuk membangun negara yang maju.
7.
Menjaga
Kebersihan
Saya punya anggapan bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara
maju kecuali warganya bisa menjaga kebersihan terlebih dulu. Memang terdengar sepele
dan mudah untuk dilakukan. Tetapi pada kenyataannya, kebersihan adalah hal yang
cukup sulit untuk ditegakkan di negeri ini. Masih banyak dari warga kita yang
lebih suka membuang sampah di sungai daripada membuangnya ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Fakta ini memang sangat miris sekali karena kebanyakan orang
yang membuang sampah di sungai adalah warga yang tinggal di kota-kota besar
yang notabenya sering dijadikan percontohan.
Ada pengamatan sederhana tentang
bagaimana bedanya sungai yang ada di negara maju dan sungai yang ada di negara
berkembang. Ketika kita melihat sungai yang ada di negara maju kebanyakan
sungai tersebut adalah bebas dari sampah dan airmya pun relatif jernih, tetapi
keadaan sebaliknya terjadi ketika kita melihat sungai-sungai yang ada di negara
berkembang, kebanyakan sungai yang ada sudah dipenuhi oleh sampah rumah tangga
- seperti plastik – dan airnya pun juga relatif kotor dan berbau tidak sedap.
Tentunya keadaan seperti ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus terjadi, perlu
adanya edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai.
Kebersihan bagi orang-orang yang
tinggal di negara maju adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi.
Kebersihan menjadi salah satu cara mereka menikmati hidup dengan lebih nyaman
daripada hidup berdampingan dengan sampah. Mereka meyakini bahwa kebersihan
adalah hal utama yang sangat perlu dijaga agar kenyamanan mereka tidak
terganggu oleh hal-hal yang tidak perlu – seperti bau tidak sedap dan banjir.
Content Source: segalainfo.id